28 Ormas di Landak Tolak Program Transmigrasi
Sebanyak 28 organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, menggelar aksi unjuk rasa menolak program transmigrasi ke Kalimantan.
Aksi damai yang berlangsung di Simpang Tiga Pulau Bendu ini juga diwarnai dengan ritual adat Dayak sebagai simbol penolakan.
Ratusan massa dari berbagai aliansi dan ormas di Kabupaten Landak turun ke jalan Jumat pagi untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap program transmigrasi ke Kalimantan, termasuk Kalimantan Barat.
Sebelum memulai aksi, massa berkumpul di Makam Pahlawan Pal 3, kemudian melakukan konvoi kendaraan menuju lokasi unjuk rasa di Simpang Tiga Pulau Bendu, Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak.
Dalam aksi ini, digelar pula ritual adat Dayak Nya-nga-hatn yang melambangkan penolakan secara adat terhadap kebijakan pemerintah. Massa juga melakukan aksi simbolik dengan membakar ban sebagai bentuk kekecewaan mereka atas rencana program tersebut.
Menurut Koordinator Aksi, Ferry Sak, ada lima tuntutan utama yang disampaikan kepada pemerintah.
Tuntutan tersebut meliputi desakan untuk menghentikan program transmigrasi, pembangunan infrastruktur dasar di desa-desa tertinggal, hingga pelibatan masyarakat adat dalam kebijakan nasional.
Ferry menegaskan, aksi ini juga merupakan bentuk solidaritas untuk masyarakat di seluruh Kalimantan yang terdampak program transmigrasi.
Demonstrasi ini diakhiri dengan ritual adat Dayak pemecahan telur, yang menjadi simbol penolakan secara halus dan sakral terhadap program transmigrasi. Aksi berlangsung damai hingga selesai, dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian. (DRI)