Banjir Sumbar: Harga BBM dan LPG Naik Dua Kali Lipat
Sudah hampir satu minggu warga di Nagari Talu dan Nagari Sinuruik, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, terisolasi akibat jalan lintas utama terputus longsor.
Dampaknya, pasokan kebutuhan pokok mulai menipis, sementara harga BBM dan gas LPG naik hingga dua kali lipat.
Beginilah kondisi jalur lintas menuju Nagari Talu dan Sinuruik, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, tepatnya di Kampung Pasanggiang, Nagari Talu.
Longsor besar yang terjadi pada Sabtu dini hari membuat badan jalan terputus total. Kondisi ini menyebabkan Nagari Talu dan Sinuruik semakin terisolasi.
Sebelumnya, jalan lintas Talu di Jorong Limpato juga telah terputus akibat longsor sejak hampir sepekan lalu. Jalur ini merupakan satu-satunya akses dari pusat Kota Simpang Empat menuju Talu.
Sementara itu, jalur dari Panti Lubuk Sikaping menuju Talu juga sudah putus total akibat longsor, sehingga tidak ada kendaraan yang dapat melintas. Upaya perbaikan sudah dilakukan agar jalur bisa segera dilewati kembali.
Akibat terputusnya akses distribusi, pasokan sembako di Nagari Talu dan Sinuruik kini mulai menipis. Sejumlah kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, sayur-sayuran, dan lauk pauk semakin sulit ditemukan di warung-warung kecil.
Tidak hanya itu, kelangkaan BBM dan gas LPG membuat harga melonjak hingga dua kali lipat. Saat ini BBM jenis Pertalite dijual eceran dengan harga 20 ribu rupiah per liter, sementara gas LPG 3 kilogram dijual dengan harga 50 ribu rupiah per tabung.
Warga terpaksa mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Itu pun stok di tingkat pengecer juga sudah menipis.
Selain kesulitan bahan kebutuhan pokok, aliran listrik di Nagari Talu dan Sinuruik juga mengalami pemadaman. Jaringan telepon seluler dan internet ikut terputus, sehingga komunikasi warga menjadi terganggu. (SS)