Kelompok Radikal Rekrut Anak-Anak dari Medsos dan Gim Online
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus (Densus 88) Polri menemukan adanya peningkatan perekrutan anggota oleh kelompok radikal secara masif melalui media sosial dan game online.
Perekrutan ini menyasar pelajar dan anak-anak. Lima orang ditangkap Densus 88, sementara sebanyak 110 anak di bawah umur diduga terpapar pemahaman radikal.
Peningkatan Signifikan Anak yang Terpapar Radikalisme
Data Densus 88 menunjukkan adanya peningkatan drastis anak yang terpapar kelompok radikal:
• Periode 2011 hingga 2017: Ditemukan 17 anak.
• Periode Januari hingga November 2025: Meningkat drastis menjadi 110 anak.
Lebih dari seratus anak tersebut terpapar pemahaman radikal melalui rekrutmen media sosial dan game online. Saat ini, Densus 88 telah menangkap lima orang yang diduga merekrut anak-anak tersebut.
Kepala BNPT menyebut, perekrutan anak oleh jaringan radikal melalui media sosial menjadi tren baru saat ini, sebuah fenomena yang juga terjadi di berbagai negara.
Upaya Pencegahan dan Kontra-Radikalisasi
Saat ini, BNPT telah membentuk Tim Koordinasi Perlindungan Anak dari Terorisme yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait.
Upaya pencegahan terhadap anak muda yang terpapar ideologi radikal secara tidak sadar ini difokuskan pada penguatan program kontra-radikalisasi di dunia digital.
Salah satunya melalui Program Duta Damai yang mendorong distribusi narasi perdamaian untuk mencegah paham-paham yang memicu tindak kekerasan.
Orang tua dan sekolah juga diminta mewaspadai perekrutan pelajar dan anak melalui media sosial dan game online oleh kelompok teror. (TIM)