Pelabuhan Kijing Lesu Aktivitas Bongkar Muat
Sejak diresmikan Presiden Jokowi pada Agustus tahun 2022 lalu, hingga sekarang aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Internasional Kijing Mempawah masih tampak lesu.
Pengamat transportasi mendesak pemerintah untuk segera membatasi lalu lintas kendaraan berat di Pontianak dan mengalihkan aktivitas kepelabuhanan ke Pelabuhan Kijing yang dinilai sangat siap.
Terminal Pelabuhan Internasional Kijing di Kabupaten Mempawah, yang dibangun dengan nilai investasi Rp2,9 triliun, telah diresmikan Presiden Joko Widodo sejak Agustus 2022.
Namun, hingga kini pelabuhan ini masih menunjukkan aktivitas yang terbilang rendah dalam hal kapal sandar dan bongkar muat.
Data dari Pelindo Cabang Pontianak menunjukkan, aktivitas ekspor di Kijing, khususnya untuk komoditas Crude Palm Oil (CPO), baru dilakukan oleh satu perusahaan.
Hal ini kontras dengan fakta bahwa terdapat sekitar 400 perusahaan perkebunan di Kalbar yang berpotensi memanfaatkan pelabuhan ini.
Padahal, kesiapan infrastruktur di lingkungan dalam Pelabuhan Kijing sudah maksimal. Bahkan, dermaga pelabuhannya saat ini sudah mampu melayani hingga 14 kapal bersandar dalam waktu bersamaan.
Desakan Pembatasan Kendaraan Berat di Pontianak
Pengamat Transportasi Intermoda, Syarif Usmulyani, mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah pembatasan lalu lintas kendaraan berat di Pontianak dan mengalihkan sebagian besar aktivitas kepelabuhanan dari Pontianak menuju Pelabuhan Internasional Kijing.
Menurutnya, pemerintah juga perlu melakukan percepatan pembangunan akses jalan khusus untuk pergerakan kendaraan pengangkut barang dari dan menuju Kijing.
Jalur angkut barang yang melibatkan pergerakan truk-truk besar harus dipisahkan dari jalan umum. Hal ini tidak hanya untuk memastikan kelancaran logistik, tetapi yang utama adalah untuk meningkatkan faktor keselamatan bagi seluruh pengguna jalan. (ANW)