Subsidi Harga Pupuk Untuk Petani Masih Menjadi Persoalan
Jelang satu tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, ekonom Universitas Indonesia (UI), Nina Sapti Triaswati, menyebut harga pupuk di tingkat petani masih menjadi persoalan saat ini.
Pemerintah dinilai perlu mengubah mekanisme pemberian subsidi hingga digitalisasi distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran.
Dalam diskusi terkait ketahanan pangan di Jakarta, Nina menilai harga pupuk saat ini masih cukup tinggi dan kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi untuk pupuk disebutnya belum optimal.
Menurut Nina, pemerintah perlu mengubah skema penyaluran subsidi dari berbasis barang ke penerima.
Hal ini perlu dilakukan agar subsidi pupuk tepat sasaran dan ketahanan pangan bisa tercapai. Nina menyebut, pemerintah bisa menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional sebagai basis untuk menentukan penerima pupuk.
Nantinya, subsidi diberikan melalui sistem pengembalian dana (reimburse) yang disalurkan melalui rekening petani.
Sementara itu, menjelang musim tanam pada Oktober ini, Kementerian Pertanian telah menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi.
Ketentuan HET diberlakukan untuk memastikan petani dapat memperoleh pupuk dengan harga terjangkau sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. (FZR)