UMKM Berdayakan Difabel di Tengah Sulit Lapangan Kerja
Sebuah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan brand Manisss Food memilih memberdayakan puluhan disabilitas tuna rungu di tengah kesulitan lapangan pekerjaan bagi mereka.
Memiliki keterbatasan bukan menjadi penghalang; bahkan hasil karya mereka banyak dijadikan buah tangan konsumen untuk bepergian ke luar negeri.
Berawal dari keprihatinan terhadap sejumlah disabilitas yang meminta dicarikan kerja akibat kehilangan mata pencaharian saat pandemi COVID-19 pada awal 2020 lalu, Agnes Widya memutuskan untuk memulai usaha kecil-kecilan.
Dengan memberdayakan lima orang disabilitas korban PHK, Agnes membuka UMKM yang memproduksi peyeyek dan cheesestick dengan brand Manisss Food. Seiring waktu, usaha produksi camilan ini berkembang dan diminati masyarakat.
Penjualan produk Manisss Food dilakukan secara online dan kini telah menjangkau Jabodetabek. Pelanggan mereka umumnya berasal dari perkantoran, restoran dengan branding mereka sendiri, hingga untuk buah tangan bagi pelanggan yang bepergian ke luar negeri.
Saat ini, UMKM Manisss Food telah memiliki 30 orang pekerja, dan 21 di antaranya adalah disabilitas tuna rungu. Mereka bertanggung jawab mulai dari pembelian bahan, proses produksi, pengemasan (packaging), tenaga administrasi, promosi media sosial, hingga kurir.
Di awal menjalankan bisnis, Agnes menemui berbagai tantangan, salah satunya komunikasi dengan para pegawainya yang merupakan tuna rungu. Seiring waktu, hambatan ini pun terlewati hingga bisnisnya semakin berkembang.
Camilan peyek Manisss Food memiliki 5 varian penyajian:
1. Kacang tanah
2. Ikan teri
3. Udang rebon
4. Kacang hijau
5. Kedelai
Sedangkan untuk cheesestick hanya ada satu varian. Agnes menjual produk usahanya mulai dari Rp40 ribu hingga Rp80 ribu. (HAK)